MENGENAL INFEKSI RUMAH SAKIT  (INFEKSI NOSOKOMIAL)

MENGENAL INFEKSI RUMAH SAKIT (INFEKSI NOSOKOMIAL)

Infeksi nosokomial, juga dikenal sebagai infeksi rumah sakit, adalah infeksi yang didapat oleh pasien saat menerima perawatan medis di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya. Infeksi ini tidak ada atau tidak dalam masa inkubasi ketika pasien pertama kali masuk ke rumah sakit, tetapi muncul setelah 48 jam atau lebih setelah dirawat, atau bahkan setelah pasien pulang.

Penyebab infeksi nosokomial bisa berupa bakteri, virus, jamur, atau patogen lainnya yang mungkin ada di lingkungan rumah sakit. Beberapa jenis infeksi nosokomial yang umum meliputi:

  1. Infeksi saluran kemih (ISK): Seringkali terjadi akibat penggunaan kateter urin yang berkepanjangan.
  2. Infeksi aliran darah: Disebabkan oleh penggunaan kateter intravena yang terkontaminasi.
  3. Pneumonia terkait ventilator (VAP): Terjadi pada pasien yang menggunakan ventilator mekanik untuk membantu bernapas.
  4. Infeksi luka operasi: Terjadi setelah prosedur pembedahan jika area luka terkontaminasi.

Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial antara lain sistem kekebalan tubuh yang lemah, prosedur medis invasif, penggunaan antibiotik yang berlebihan, serta kebersihan yang kurang di lingkungan rumah sakit. Pencegahan infeksi nosokomial dapat dilakukan dengan menerapkan praktik kebersihan tangan yang baik, sterilisasi alat medis, dan penanganan yang tepat pada pasien dengan risiko tinggi.

Edukasi mengenai pencegahan infeksi nosokomial sangat penting untuk menjaga keselamatan pasien dan tenaga kesehatan. Berikut adalah beberapa poin utama dalam edukasi tentang kewaspadaan terhadap infeksi nosokomial:

1. Pentingnya Kebersihan Tangan

  • Cuci tangan secara rutin adalah cara paling efektif untuk mencegah penyebaran infeksi. Tenaga medis, pasien, dan pengunjung harus mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan hand sanitizer berbasis alkohol sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan pasien atau peralatan medis.
  • Penting untuk mencuci tangan sebelum memasuki kamar pasien, setelah menyentuh permukaan atau benda yang mungkin terkontaminasi, dan setelah kontak dengan cairan tubuh.

2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

  • Tenaga kesehatan harus menggunakan alat pelindung diri yang sesuai seperti sarung tangan, masker, jas pelindung, dan pelindung mata saat merawat pasien, terutama pasien yang diketahui atau dicurigai membawa infeksi menular.
  • APD harus dipakai dengan benar dan dibuang dengan cara yang aman setelah digunakan untuk menghindari penyebaran infeksi.

3. Sterilisasi dan Disinfeksi Alat Medis

  • Semua peralatan medis yang digunakan pada pasien harus disterilkan dan didisinfeksi dengan benar untuk mencegah kontaminasi silang.
  • Alat sekali pakai harus dibuang dengan aman setelah digunakan, dan peralatan yang dapat digunakan kembali harus menjalani proses sterilisasi menyeluruh.

4. Penerapan Teknik Aseptik

  • Teknik aseptik harus diterapkan selama prosedur medis dan bedah untuk mencegah masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh pasien.
  • Prosedur seperti pemasangan kateter, injeksi, dan tindakan bedah harus dilakukan dengan menjaga sterilitas untuk meminimalkan risiko infeksi.

5. Kontrol dan Pengelolaan Infeksi di Rumah Sakit

  • Rumah sakit harus memiliki protokol pengendalian infeksi yang jelas dan up-to-date untuk mengidentifikasi, memonitor, dan mengelola infeksi nosokomial.
  • Petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan rutin mengenai pencegahan dan pengendalian infeksi, serta tentang praktek kebersihan yang tepat.

6. Isolasi Pasien yang Terinfeksi

  • Pasien yang teridentifikasi memiliki infeksi menular tertentu harus ditempatkan dalam ruang isolasi untuk menghindari penyebaran ke pasien lain dan tenaga kesehatan.
  • Tindakan pencegahan khusus harus diterapkan saat merawat pasien dalam isolasi untuk mencegah kontaminasi.

7. Edukasi Pasien dan Pengunjung

  • Pasien dan keluarga mereka harus mendapatkan edukasi tentang pentingnya kebersihan tangan dan langkah-langkah lain yang dapat membantu mengurangi risiko infeksi.
  • Pengunjung yang datang ke rumah sakit juga harus diberikan informasi mengenai tindakan pencegahan infeksi, termasuk kapan harus menggunakan masker atau mencuci tangan.

8. Penggunaan Antibiotik dengan Bijak

  • Penggunaan antibiotik harus dilakukan dengan bijak dan hanya berdasarkan resep dokter untuk mencegah resistensi antibiotik yang dapat memperburuk masalah infeksi nosokomial.
  • Overprescribing atau penggunaan yang tidak tepat dari antibiotik dapat menyebabkan bakteri resisten, yang membuat infeksi lebih sulit diobati.

9. Pemantauan dan Pelaporan Infeksi

  • Setiap infeksi yang terjadi selama perawatan di rumah sakit harus dicatat dan dianalisis untuk mengetahui sumber dan cara penyebarannya.
  • Pelaporan infeksi ini penting untuk mengidentifikasi tren dan mengambil langkah-langkah perbaikan di masa depan.

Edukasi dan kesadaran tentang pencegahan infeksi nosokomial sangat penting dalam melindungi kesehatan pasien dan staf medis di rumah sakit. Semua pihak yang terlibat, termasuk tenaga medis, pasien, dan pengunjung, harus berkomitmen untuk menjalankan langkah-langkah pencegahan ini dengan konsisten.

Rumah Sakit Pertamina Cilacap, seperti banyak rumah sakit lainnya, telah mengimplementasikan berbagai langkah untuk mencegah infeksi nosokomial di lingkungannya. Beberapa yang sudah dilakukan diantaranya adalah menjaga kebersihan tangan petugas, sterilisasi disinfeksi, menyedikan ruang isolasi , dan lain-lain.